-->

Taman Wisata Alam Panelokan | Kintamani Bali

Taman Wisata Alam Panelokan | Kintamani Bali merupakan salah satu tempat konservasi di bawah pengelolaan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali. Di bawah pengelolaan Balai KSDA Bali ada 5 (lima) tempat konservasi :


  1. Taman Wisata Alam Danau Buyan dan Danau Tamblingan
  2. Taman Wisata Alam Gunung Batur Bukit Payang
  3. Taman Wisata Alam Panelokan
  4. Taman Wisata Alam Sangeh
  5. Cagar Alam Batukahu
Taman Wisata Alam panelokan

Letak

Kawasan TWA Panelokan menurut letak geografis berada di antara 115°21’34”-115°24’11” BT dan 8°16’54”-8°18’37” LS. Menurut manajemen pemerintahan termasuk ke dalam wilayah Desa Batur Tengah, Desa Abang Batudinding, Desa Suter, Desa Buahan dan Desa Kedisan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Kawasan ini termasuk dalam SWP DAS Oos Jinah. TWA Panelokan berada di wilayah Resort KSDA Panelokan, Seksi Konservasi Wilayah II Balai KSDA Bali.

Status dan Luas

Kawasan ini ditunjuk sebagai hutan kekeran oleh raja-raja Bali dan dipangku oleh masyarakat desa di sekitar, terutama masyarakat Desa Buahan. Pada masa pemerintahan Hindia Belanda tempat ini ditetapkan sebagai tempat hutan (boshce reserve) merupakan pecahan dari kompleks hutan Penulisan yang menurut Besluit Gubernur Belanda tanggal 29 Mei 1927 seluas ± 540 Ha. Luas tempat TWA Panelokan menurut SK Mentan No. 655/Kpts/Um/10/1978 tangggal 25 Oktober 1978 seluas 540 Ha, sedangkan luas definitif sesuai dengan hasil pengukuran oleh Sub Biphut Singaraja tahun 1982 menjadi 574,275 Ha.

TWA Panelokan telah ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.2846/Menhut-VII/KUH/2014 tanggal 16 April 2014 wacana Penetapan Kawasan Hutan Pada Kelompok Hutan Gunung Abang Agung (RTK.8) Seluas 14.857,17 (Empat Belas Ribu Delapan Ratus Lima Puluh Tujuh Dan Tujuh Belas Perseratus) Hektar Di Kabupaten Bangli Dan Kabupaten Karangasem Provinsi Bali, yaitu dengan luas tempat 574,27 Ha.

Batas Kawasan
  • Sebelah Utara : Desa Kedisan dan Desa Buahan
  • Sebelah Barat : Desa Batur Tengah
  • Sebelah Timur : Hutan Lindung Gunung Abang
  • Sebelah Selatan : Desa Suter dan Desa Abang Batu Dinding
Hampir 95% daerahnya berbatasan dengan tanah milik penduduk, sedangkan 5% berbatasan dengan Hutan Lindung Gunung Abang.

Topografi

Keadaan topografi tempat bervariasi mulai datar, agak curam hingga sangat curam di pecahan Utara yang menuju Danau Batur.

Geologi

Secara umum tempat TWA Panelokan merupakan tutupan endapan alluvium, tephra berbutir halus hingga agresif sebagai akhir kegiatan/aktivitas Gunung Batur semenjak tahun 1804 hingga dengan tahun 1963.

Tanah

Jenis tanah tempat TWA Panelokan sesuai Land System adalah:
  • Land System BEL : Eutrandepts agak halus/halus, tropohumults agak halus hingga halus
  • Land System MNU : Dystrodepts agak halus/halus, dystropepts agak halus, troporthents agak halus/berbatu
lklim

Berdasarkan penjabaran iklim Schmidt dan Fergusson, tempat TWA Panelokan termasuk tipe iklim E, dengan suhu berkisar antara 19°-25°C, suhu terendah terjadi di bulan Juni-Agustus dan suhu tertinggi di bulan September-November, sedangkan pada bulan-bulan   lain agak sejuk.

Curah hujan di sekitar tempat ini berkisar rata-rata sebesar 1.454 mm pertahun dan rata-rata bulan hujan 3-560 mm. Curah hujan terendah terjadi pada bulan Juni, September dan Oktober sedangkan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari. Jumlah hari hujan berkisar antara 1-24 hari/bulan.

Suhu udara di sekitar TWA Panelokan berkisar antara 17°-25° C, di siang hari berkisar antara 10°-15° C. Kelembaban udara rata-rata 82% (berkisar antara 80- 90%).
Arah angin yang berhembus di sekitar TWA Panelokan sering berubah-ubah yang dipengaruhi oleh faktor iklim, kecepatan rata-rata 6-7 knot perjam, berlangsung pada bulan Desember hingga dengan Maret yang umumnya bertiup dari arah Selatan dan Tenggara. Kondisinya sangat kering, hal ini sangat besar lengan berkuasa terhadap suhu udara dimana pada kondisi tersebut sanggup memicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Sedangkan angin Barat dan Barat Daya berkecepatan 12 knot perjam, pada bulan Januari hingga dengan Maret, disertai dengan hujan angin.

Hidrologi

Pada tempat TWA Penelokan tidak terdapat sungai yang mengalirkan air secara kontinyu, sedangkan di sebelah Utara terdapat sebuah danau, yaitu Danau Batur dengan luas 1.625 Ha. Air danau sebagian besar berasal dari air hujan yang mengalir dari lereng Gunung Batur, Gunung Abang dan daerah perbukitan di sekitar danau tersebut. Danau Batur memiliki daerah tangkapan hujan (catchment area) seluas 8.247,4 Ha sedangkan outlet (pembuangannya) hingga dikala ini belum diketahui dengan pasti.

Flora

Berdasarkan hasil lnventarisasi potensi tahun 2006 oleh Balai KSDA Bali sanggup diketahui bahwa flora yang ada merupakan Hutan Tanaman tahun 1964 hingga 1978, dengan jenis flora Ampupu (Eucalyptus urophylla), Puspa (Schima noronhae), Albisia (Albizia falcataria) dan Akasia (Acacia decurrens), walaupun sanggup dijumpai tegakan alam yaitu Cemara Gunung (Casuarina junghuhniana) namun jumlahnya sangat sedikit dan tumbuh secara sporadis pada lokasi-lokasi yang sulit dicapai. Tanaman Pinus (Pinus  merkusii) yang  ditanam pada tahun  1966/1967 merupakan flora yang berasal dari permudaan pohon-pohon induk yang ditanam pada masa Hindia Belanda, tetapi sebab adanya musibah gunung meletus, maka permudaan tersebut tidak banyak jumlahnya.

Pada blok-blok flora dimana flora adonan yang terdiri jenis Pinus (Pinus merkusii), Ampupu (Eucalyptus urophylla) dan Puspa (Schima noronhae). Pada areal sekitar enklave hingga kearah perbatasan Desa Suter terlihat dominasi tegakan Ampupu dengan diameter yang bervariasi diantara tegakan pinus dan puspa.

Fauna

Dari hasil perjumpaan satwa mamalia terdiri dari Kijang (Muntiacus muntjak), Landak (Hystrix javanica) serta Trenggiling (Manis javanica). Sedangkan jenis aves yang dijumpai menyerupai Elang Laut (Haliaeetus leucogaster), Elang Brontok (Spizaetus cirrhatus), Ayam Hutan (Gallus sp.), Tekukur (Streptopelia chinensis), Prenjak (Prinia familiaris), Kepodang (Oriolus chinensis).
Di tempat TWA Penelokan terdapat beberapa pura yng dipakai untuk beribadah bagi umat hindu, di antaranya Pura Pelisan, Pura Munggu, Pura Subak, Pura Pesimpangan, dll.

Wisata Alam

 Kintamani Bali merupakan salah satu tempat konservasi di bawah pengelolaan Balai Konserv Taman Wisata Alam Panelokan | Kintamani Bali
Taman Wisata Alam Panelokan
Panelokan, yang sesuai dengan namanya dalam Bahasa Bali (penelokan) yang berarti tempat untuk melihat-lihat merupakan lokasi yang paling strategis untuk menikmati pemandangan alam.

Kawasan ini terletak di ketinggian antara 1.200-1.500 mdpl dengan udara yang sejuk dan segar. Mempunyai panorama yang sangat indah dan unik sebab dari tempat ini sanggup dilihat panorama Gunung Batur dan danaunya. Apabila udara cerah, sanggup pula dilihat puncak Gunung Agung, sebagai gunung tertinggi di Bali (3.200 mdpl), yang menjulang di sebelah Tenggara kawasan. Disamping itu terdapat Gunung Abang, sebagai obyek/lokasi pendakian gunung untuk melihat matahari terbit di sekitar Gunung Agung. Rute pendakian ke Gunung Abang, dimulai dari tempat TWA ini.

Kegiatan wisata yang sanggup dilakukan antara lain menikmati panorama alam yang khas dan udara yang sejuk, lintas alam (hiking), rekreasi, perkemahan (camping), outbound, petualangan hutan (jungle trekking) dengan pendakian gunung, pengamatan satwa (wildlife  watching), wisata pendidikan dan penelitian, wisata vulkanik gunung api dan Danau Batur baik secara geologi maupun morfologi, wisata religi/spriritual dengan upacara keagamaan dan Dewa Yadnya, Pitra Yadnya dan Manusia Yadnya, dan berfoto (photo hunting), Kintamani Enduro Bike To Nature, selain itu juga terdapat gua yang berada di pinggir jalan raya Panelokan-Kintamani.

Aksesibilitas

Kawasan TWA Panelokan sanggup dicapai dengan gampang melalui jalur darat serta adanya jalan raya yang melintas di dalam kawasan. Dari Denpasar sanggup ditempuh dengan jarak 53 km,  dengan waktu tempuh sekitar 1,5 jam, sedangkan dari kota Singaraja dengan jarak tempuh 65 Km dengan waktu tempuh sekitar 2 jam perjalanan.

Fasilitas

Terdapat kantor Resort KSDA, toilet, shelter, pos jaga/pondok kerja, Museum Geopark, Menara Pengawas, dll.

Sosial Budaya

Sosial budaya masyarakat sekitar tempat TWA Penelokan masih menjalankan kebiasaan para leluhurnya menyerupai budaya gotong royong, struktur budpekerti yang khas terutama dalam pelaksanaan keagamaan, kegiatan adapt menyerupai perkawinan, maut dan lain sebagainya. Untuk menjalankan fungsi budpekerti dibuat pengurus budpekerti dan perangkat hukumnya berupa awig-awig. Kesenian tradisional yang masih eksis menyerupai kelompok kesenian yang ada jenis dan jumlahnya relatif sedikit, kesenian yang banyak ditemui yakni seni tari yang merupakan tarian sakral menyerupai Tari Baris Gede, Baris Tojor, Baris Tombak, Tari Rejak dan Wayang. Kesenian gamelan yang ada yakni GenderWayang, Gong Gede, dan Gong Kebyar. Seni bunyi yang ada antara lain Kekawin, Kidung dan Geguritan yang dipakai kalau ada upacara adat.

Sumber : http://www.ksda-bali.go.id/kawasan-hutan/kawasan-konservasi/twa-danau-buyan-dan-danau-tamblingan/

0 Response to "Taman Wisata Alam Panelokan | Kintamani Bali"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel